![]() |
Pertemuan PD PGMI Jateng DIY di IAIN Kudus. (Foto: Ibda) |
Alhimna.Com - Perkumpulan Dosen (PD)
Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) Se-Jateng-DIY berhimpun dalam
Seminar dan Pertemuan Perkumpulan Dosen di @Home Hotel Kudus yang dibuka resmi Mundakir,
Rektor IAIN Kudus, Senin (22/10/2018) malam.
Selain Rektor hadir jajaran pimpinan IAIN
Kudus, Fauzan Ketua Asosiasi Dosen PGMI Indonesia, Aninditya Sri Nugraheni
Ketua PD PGMI Jateng-DIY, Kaprodi, Sekprodi dan dosen PGMI se Jateng-DIY.
Hadir PGMI IAIN Kudus, UIN Walisongo, UIN Yogyakarta,
STAINU Temanggung, STAI Al-Anwar Rembang, STAINU Purworejo, UM Magelang, IAINU
Kebumen, STAI AMC Blora, IAIIG Cilacap, IIM Surakarta, dan lainnya.
Kajur Tarbiyah IAIN Kudus, Abdul Karim dalam
sambutannya mengatakan, pertemuan tersebut untuk merumuskan konsep pada PD PGMI
dan alumni PGMI sendiri. "Harapan kami, dari Tarbiyah dan khususnya PGMI,
dari perkumpulan ini benar-benar berdampak di lapangan," beber dia.
Di Pati saja, kata dia, beberapa tahun lalu
ada 1600 kekurangan guru jenjang pendidikan dasar. "Fakta di lapangan, di
Gembong misalnya, banyak kepala sekolah lebih senang menerima alumni PGMI
daripada PGSD," lanjut dia.
Kemudian pihaknya bertanya lagi, alasannya
karena alumni PGMI isonan, serba bisa. Menjadi guru kelas bisa, guru PAI
bisa, disuruh nyanyi bisa, diminta ngajar seni oke, memimpin
rapat cepat, diminta tahlilan bisa.
"Masalahnya, ada dikotomi pada saat
perekrutan CPNS secara regulasi kurikulum berada pada payung yang sama. Saya
berharap ini menjadi wahana merumuskan prospek dan tantangan alumni PGMI yang
nanti bisa bermanfaat pada PGMI se-Jateng-DIY bahkan se Indonesia," papar
dia.
Rektor IAIN Kudus, Mundakir mengatakan Kudus
meskipun kota kecil namun memiliki pendapatan besar. "Selain wisata
religi, Kudus menjadi destinasi wisata kuliner," tegasnya mengawali
sambutan.
Ada peluang dan tantangan yang dihadapi, kata
dia, namun peluang itu ya sederhana terutama orang tua hanya ingin anak
didiknya menjadi PNS.
"Saya contohkan di Salatiga. IAIN
Salatiga sudah berhasil melobi BKD yang menerima alumni PGMI menjadi guru SD.
IAIN Kudus menirunya di BKD Kudus, Demak, Rembang, Pati, Blora dan Grobogan
namun belum sempurna," ujar dia.
Alumni PGMI harus dikenalkan kepada mereka.
"Alumni kita memiliki keunggulan di bidang agama. Ini harus diketahui
mereka karena menjadi nilai lebih," beber dia.
Jika tidak bisa menjadi PNS, kata dia, ya
yang swasta harus dikelola baik. "Di Kudus saya contohkan, sekolah swasta
lebih menarik dan bergengsi daripada sekolah negeri. Maka kalau ada sekolah
negeri yang kurang baik, muridnya ya sedikit," beber dia.
Apalagi untuk anak MI, katanya, mendidikan
anak MI SD itu sangat susah sebenarnya. "Karena guru lebih menunjukkan uswah,
karakter daripada pengetahuan," tegas dia.
Usai sambutan, kegiatan dilanjutkan seminar
dan rangkaian kegiatan lain. Sesuai rencana, kegiatan akan berakhir pada Rabu
(24/10/2018). (hi)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar