![]() |
Diskusi Prodi PGMI STAINU Temanggung. (Foto: Istimewa) |
Alhimna.Com –
Prodi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) STAINU Temanggung menggelar
Diskusi Prodi bekerjasama dengan Himpunan Mahasiswa Prodi (HMP) PGMI STAINU
Temanggung yang bertempat di Kampoeng Sawah Temanggung, Rabu (26/8/2018).
Rangkaian kegiatan tersebut digelar dalam
acara bertajuk Forum Keakraban Mahasiswa dan Diskusi Prodi dengan tema "Bahasa
dan Pengembangan Karakter". Dari diskusi ini menghasilkan sebuah
solusi jangka panjang dan jangka pendek khususnya pada kerusakan bahasa anak di
era milenial ini.
Acara diawali dengan pelantikan pengurus
redaksi oleh Kaprodi PGMI STAINU Temanggung sekaligus Launching Buletin
PGMI (BUMI) Himpunan Mahasiswa Prodi (HMP) Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah
(PGMI) STAINU Temanggung.
Dalam pemaparannya, Faizah, dosen PGMI STAINU
Temanggung menegaskan bahwa bahasa ibu atau bahasa pertama sangat urgen
dipertahankan di era globalisasi ini.
Sebab menurut lulusan Program Pascasarjana
UIN Sunan Kalijaga itu saat ini kerusakan anak tidak hanya pada aspek rusak
bahasanya, namun juga karakternya.
“Keluarga sangat menentukan bahasa yang halus
dan pemertahanan bahasa ibu. Jika kita orang Jawa, Sunda, maka kita harus
melestarikan "bahasa ibu" kita tersebut yaitu bahasa Jawa, Sunda, dan
bahasa ibu yang lain,” beber dia dalam diskusi yang dimoderatori Muhammad
Fadloli Alhakim tersebut.
Ia juga memberi solusi, pemertahanan bahasa
ibu juga ditentukan oleh penggunaan bahasa dalam pergaulan sehari-hari. Sebab,
menurut dia, bahasa menjadi penciri karakter seorang, jika bahasanya baik, maka
akan mencerminkan karakter baik sang anak, atau sebaliknya.
Sementara itu, Effi Wahyuningsih dosen Bahasa
Inggris STAINU Temanggung sebagai penyaji kedua mengatakan bahasa sangat
berpengaruh terhadap perkembangan karakter anak.
“Penggunaan bahasa dalam interaksi
sehari-hari sangat menentukan karakter anak, kasar atau halusnya bahasa mereka
ditentukan oleh penggunaan bahasa dalam interaksi sehari-hari di lingkungan
mereka,” beber dia.
Bahasa yang mereka peroleh dan pelajari dari
keluarga, sekolah, tayangan-tayangan acara di televisi dan internet juga sangat
berpengaruh kepada karakter anak.
“Kurikulum di jenjang SD/MI juga menentukan
bahasa dan karakter anak. Maka dari itu, Program Penguatan Karakter (PPK)
sesuai Perpres 87 tahun 2017 yang digagas oleh Presiden Joko Widodo melalui
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan memprioritaskan pendidikan karakter untuk
jenjang SD/MI sebesar 70 persen,” tegas dia.
Hadir dalam kesempatan itu Hamidulloh Ibda
Kaprodi PGMI STAINU Temanggung, Farinka Nurrahmah Azizah Sekprodi PGMI STAINU
Temanggung, dan Andrian Gandi Wijanarko dosen PGMI STAINU Temanggung serta
puluhan mahasiswa dan juga pengurus HMP PGMI STAINU Temanggung.
Acara berlangsung meriah, karena antara dosen
dan mahasiswa beradu argumen mengenai penggunaan bahasa kasar dan penerapannya
dalam keluarga serta di sekolah.
Sebagai simpulan dari acara diskusi ilmiah
tersebut adalah bahwa pembentukan karakter anak melalui bahasa juga harus
dikaitkan erat dengan budaya, karena belajar bahasa juga berarti belajar
tentang budaya terkait.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar