![]() |
Syamsul Anwar, Ketua PC GP Ansor Jepara. (Foto: Alhimna.Com) |
Alhimna.Com
- Pimpinan Cabang (PC) Gerakan Pemuda (GP) Ansor Kabupaten Jepara
menyelenggarakan Apel Kebangsaan dan Doa Bersama 5000 Ansor Banser Se-Jepara
yang berlangsung di Lapangan Desa Ngabul Kecamatan Tahunan Kabupaten Jepara,
Sabtu siang (1/9) kemarin.
Dalam
apel yang diikuti ribuan Ansor-Banser se-Kabupaten Jepara ini juga diikuti
Pengurus PCNU, MWCNU, Banom NU, Koramil serta Polsek setempat.
Ketua
PC GP Ansor Jepara, H Syamsul Anwar bertindak inspektur apel. Dalam amanatnya
dia menyatakan Jepara kondusif adalah harga mati pengabdian Ansor Jepara kepada
masyarakat luas. Ansor katanya tidak diam jika potensi merusak kerukunan
terjadi di Jepara.
"Saya
tegaskan, Ansor tidak pernah membubarkan pengajian, seminar atau bentuk
pertemuan majelis belajar lainnya. Justru Ansor selalu menginisiasi digelarnya
pengajian dengan perangkatnya, Rijalul Ansor," tandas Syamsul.
Mereka
yang menuduh Banser membubarkan pengajian adalah kelompok yang tidak berpikir
persatuan. Mereka tidak berpikir bagaimana mengamankan masyarakat dari potensi
kerusakan sosial dan politik yang memecah belah NKRI.
Dilanjutkan
dalam amanatnya, Ansor-Banser justru menyelamatkan pengajian agar berjalan
lancar dan tertib. "Berpikirlah dewasa “Gereja saja dijaga, apalagi
pengajian”. Tapi Ansor-Banser siap siaga jika ada potensi simbol gerakan
radikalisme agama masuk wilayah damai seperti di Jepara," tambahnya.
Pihaknya
menegaskan kepada semua kader dan masyarakat luas, bumi Kartini Jepara
adalah bumi aswaja. Bumi tempat disemayamkannya 500 lebih makam auliya’ yang
harus dijaga dan dilestarikan.
"Karenanya,
kami tidak rela jika ada simbol-simbol atau lambang bendera ormas terlarang
masuk ke Bumi Kartini, mengotori Bumi Kartini dengan ideologi yang sudah
dilarang pemerintah, khilafah. Bumi Kartini bukan bumi khilafah. Bumi Kartini
adalah bumi aswaja Nusantara," tandasnya.
Dengan
dalih apapun, dengan menunggangi pembicara siapapun, idelogi khilafah tidak
pernah bisa direlakan tumbuh subur oleh Ansor-Banser Jepara.
"Kami
tidak pernah menolak pendakwah dan pembicara dari manapun, dengan syarat mereka
tidak membawa bendera khilafah serta tidak memprovokasi masyarakat Jepara dengan
amaliyah-amaliyah furu’iyyah yang harusnya tetap dihormati, Apel Ansor Banser
Jepara ini bukan ancaman bagi siapapun," tandasnya.
Dikatakan,
apel ini juga bukan unjuk rasa, tapi bagian dari komitmen Ansor-Banser Jepara
yang tetap berkontribusi membantu pihak keamanan, baik polisi maupun TNI, untuk
menjaga Jepara tetap kondusif, aman, amin, sejahtera.
"Kami
tidak ingin Jepara diusik hanya karena ada satu dua orang yang tidak peduli
atas keresahan kami sebagai warga negara yang baik. Pengalaman tragedi Dongos
20 tahun lalu cukup menjadi peringatan agar warga Jepara terus menjaga
kerukunan dan kedamaian," pungkasnya.
Adapun
sederet kegiatan yang berlangsung siang hingga sore tersebut di antaranya
menyanyikan lagu Indonesia Raya, mars ya lal wathan, yel-yel, doa bersama dan
istighotsah dipimpin Masrukin serta orasi kebangsaan oleh Abdul Wahab
koordinator Forum Aswaja Nusantara (FAN).
Di
samping itu, ada yang menarik pula di event ini, yakni Bagana dengan dibantu
CBP-KKP Jepara melakukan bersih-bersih sampah setelah kegiatan rampung. (ip)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar