![]() |
Lulusan PGMI jadi PNS apa honorer? (Foto: Istimewa) |
Alhimna.Com - Dalam rangka
menguatkan kualitas akademik Prodi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI)
STAINU Temanggung menggelar diskusi bertajuk "Masa Depan Lulusan PGMI:
Menjadi PNS atau Honorer?" Jumat (10/8/2018) di aula MI Ma'arif Asmaul
Husna Klowok Kidul, Kemloko, Kranggan, Temanggung.
Hadir
dalam diskusi itu mahasiswa-mahasiswi PGMI, guru, murid, kepala sekolah, komite
dan perangkat desa setempat. Hadir pula mahasiswa-mahasiswi ISI Surakarta yang
melakukan KKN di desa setempat.
Dalam
kesempatan itu, Andrian Gandi Wijanarko dosen PGMI STAINU Temanggung menegaskan
jika disuruh memilih antara menjadi PNS dan honorer, pasti semua orang ingin
menjadi PNS.
"Itu
kalau orientasinya materi. Tapi kalau untuk pendidikan dan pengabdian, menjadi
PNS atau tidak ya tidak ada masalah karena tujuan menjadi guru bukan untuk jadi
kaya," beber dia.
Ia
juga mengatakan berbagai langkah strategis sudah dilakukan pemerintah. Akan
tetapi, dengan jumlah ribuan guru PNS pensiun sejak 2014 sampai sekarang,
kebutuhan guru makin banyak namun belum juga ada perekrutan PNS.
"Semoga
ke depan lulusan PGMI bisa menjadi PNS dengan kuota dan lowongan dengan formasi
guru kelas MI atau SD," tukas dia.
Sementara
itu, Farinka Nurrahmah Azizah Sekprodi PGMI STAINU Temanggung pemateri kedua
menambahkan, menjadi PNS atau tidak bergantung kesempatan dan takdir.
"Makanya di PGMI STAINU kita membuat profil lulusan
teacherpreneurship," ujar dia.
Ia
juga menjelaskan, ada beberapa profesi yang bisa dilakukan agar guru bisa
mandiri.
"Kalau
orientasinya materi, guru bisa berbisnis atau melakukan usaha di bidang
pendidikan. Seperti menjadi penulis lepas, blogger, motivator, jualan pulsa,
dan lainnya. Tapi yang kita anjurkan adalah menjadi teacherpreneurship yang
tidak jauh-jauh dari dunia pendidikan," lanjut dia.
Sementara
itu, Hamidulloh Ibda Kaprodi PGMI STAINU Temanggung mengatakan, menjadi PNS
atau honorer adalah pilihan. "Kita sebagai pengelola prodi memang berupaya
yang terbaik agar lulusan kami punya market tinggi. Maka muatan kurikulum KKNI-SNPT
sudah kami desain lengkap. Tinggal kuota dari pemerintah ada banyak atau tidak
karena kita setara bahkan memiliki nilai plus daripada PGSD," lanjut dia.
Untuk
itu, ia berharap solusi adanya seleksi guru non ASN pada formasi PPPK.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar