
Di Kabupaten Kudus, ada satu pesantren yang
bahkan dikenal sebagai Pondok Riyadhah, yakni Pondok Bareng yang didirikan oleh
KH Yasin. KH Yasin adalah satu dari kiai di Bareng yang mula-mula mengembangkan
pondok pesantren di kawasan Kecamatan Jekulo, Kudus.
Di balik sukses KH Yasin mengembangkan pondok
pesantren, ada dua sosok lain yang sangat berjasa mendukungnya dalam membangun
dan mengembangkan Pondok Bareng, yaitu KH Sanusi (Mbah Sanusi) yang tak lain
adalah guru dari KH Yasin serta KH Yasir, sang ayah mertua.
KH Yasin yang memiliki nama kecil Soekandar,
lahir di Kabupaten Pati, Jawa Tengah sekitar tahun 1890-an. Ada yang mengatakan
tempat kelahirannya adalah Desa Cebolek, dan ada yang mengatakan di Desa Kajen (hal.
16).
Nama Yasin sendiri baru 'disandangnya' usai
menunaikan ibadah haji di Haramain. Ayahnya adalah Tasmin, yang setelah
menunaikan ibadah haji berganti nama menjadi Haji Amin. Sedang ibunya bernama
Nyai Salamah.
Sekitar usia 6 tahun, ayahanda Soekandar
meninggal dunia di Makkah saat menunaikan ibadah haji. Soekandar pun kemudian
diasuh oleh Kiai Abdussalam yang merupakan ayahanda dari para kiai besar
keturunan KH Mutamakkin di Kajen. Putra-putra Kiai Abdussalam yaitu Kiai
Mahfudz, Kiai Abdullah Salam dan Kiai Ali Mukhtar (hal. 28).
Soekandar pun tumbuh menjadi pribadi dengan
pendidikan agama yang baik di bawah asuhan Kiai Abdussalam. Antara lain mengaji
al-Quran, Nahwu-Sharf, Fikih, Tauhid, Tafsir, Hadits, dan lain sebagainya (hal.
29).
Selain kepada Kiai Abdussalam, Soekandar juga
belajar kepada para ulama Nusantara berpengaruh, yakni KH. Kholil Bangkalan,
Kiai Nawawi Noer Hasan Sidogiri, Kiai Sholeh Darat, Kiai Amir Idris Pekalongan,
Kiai Khalil Harus Kasingan dan Kiai Idris Jamsaren.
Dan kepada Kiai Sanusi, Soekandar atau Kiai
Yasin belajar ilmu rabbaniyah, kesufian atau jalan mendekatkan diri
kepada Allah. Kiai Sanusi sendiri merupakan mursyid Tarekat Naqsabandiyah,
yang sanad keilmuannya bersambung degan Syaikh Bahauddin al-Naqsabandi.
Dan Pondok Bareng yang didirkan oleh KH Yasin,
dikenal masyarakat luas terkait dengan persebaran ijazah Dalailul Khairat.
Pondok Bareng pun kemudian dikenal sebagai pondok riyadhoh.
Santri yang menjalani riyadhoh Dalailul
Khairat meyakini akan keberkahannya, terlebih Dalailul Khairat karya Syaikh
Abu Abdillah bin Sulaiman Al-Jazuli Al-Simlali Al-Syarif A-Hasani tak lain
adalah sebuah wirid yang berisi shalawat yang mengagungkan Baginda Nabi
Muhammad Saw (hal. 93–94).
Dari Pondok Bareng yang didirikan dan diasuh
KH Yasin itu, berhasil 'mencetak' para santri yang menjadi kiai-kiai
berpengaruh yang sangat dikenal masyarakat, antara lain Kiai Hambali, Kiai
Makmun, Kiai Ahmad Basyir dan Kiai Hanafi (Kudus); Kiai Muhammadun (Pondowan,
Pati), Kiai Muhammad Zen (Cebolek, Pati); Habib Muhsin (Pemalang); dan Kiai
Shaleh (Sayung, Demak) (hal. 67).
Ingin tahu lebih banyak tentang KH Yasin
Bareng? Silakan pembaca simak lembar demi lembar buku ''KH. Yasin Bareng:
Sang Mujiz Dalailul Khairat dari Nusantara'' karya Amirul Ulum. (*)
Judul Buku : KH Yasin Bareng: Sang Mujiz
Dalailul Khairat dari Nusantara
Penulis : Amirul Ulum
Pengantar : KH. Muhammad Mujib
Penerbit : Global Press, Yogyakarta
Cetakan : I, Maret 2018
Halaman : 116 + xviii
Peresensi : Rosidi
Info Order : 085640033625
Tidak ada komentar:
Posting Komentar