
Dalam kegiatan yang
bertajuk “Mewujudkan Islam yang Damai dan Toleran Menuju Indonesia yang
Berkeadilan” hadir KH Ubaidillah Noor Umar Rais Syuriyah PCNU, KH Hayatun
Abdullah Hadziq Ketua PCNU, KH Fachrurrozi Ketua PD Muhammadiyah, H. Ahmad
Marzuqi Bupati Jepara, Forkompinda serta
perwakilan pengurus, Banom dan lembaga kedua ormas PCNU dan PDM baik
tingkat cabang hingga kecamatan.
Ketua PD Muhammadiyah,
KH Fachrurrozi yang diberi menyampaikan sambutan kali pertama mengatakan
pertemuan PCNU dan PDM adalah tindak lanjut dari kesepakatan bersama antara
PBNU dan PP Muhammadiyah 23 Maret 2018 di Jakarta yang mencetuskan 5 poin
penting. “Maka kesepakatan itu harus kita lanjutkan hingga tingkat bawah,”
katanya.
Berkenaan dengan tema
yang diusung siang itu ia menambahkan Islam hadir sejak 15 abad yang lalu
dengan wajah damai. “Bukan agama yang mengajak kerusakan dan keonaran. Jelas di
al-quran ditegaskan dalam situasi apa pun harus tetap damai,” tegas Kiai
Fachrurozi.
Kepada ratusan hadirin
dirinya menambahkan islam juga mengajarkan keadilan juga toleransi. “Islam
adalah pelopor toleransi. Kita (NU dan MD, red) tidak perlu lagi diajari
bagaimana cara bertoleransi,” tambahnya.

Sementara peran
organisasi sosial kemasyarakatan (ormas) kata mantan politisi baik NU dan
Muhammadiyah untuk amar makruf. Sedangkan nahi munkar diserahkan kepada aparat
yang berwenang.
Rais Syuriyah PCNU
Jepara, KH Ubaidillah Noor Umar dalam uraiannya memaparkan NKRI harus dijaga
bersama. Detailnya di lingkup lokal urusi sendiri kabupaten masing-masing.
“Tidak usah ngurus kabupaten yang lain,” paparnya.
Menjelang Pilgub Juni
mendatang, Mbah Ubaid sapaan begitu sapaan akrabnya calon Gubernur di Jateng
hanya 2 sehingga yang menang hanya 1 pasangan. Kesempatan itu ia menyindir jika
saat kampanye Cagub-Cawagub sering datang, pada saat jadi belum tentu sering
datang lagi. “Kalo sudah jadi gak “sempat” datang lagi ke sini (Jepara,
red.),” sindir Mbah Ubaid.
Di akhir sambutannya
NU dan MD harus mendukung pemerintah yang kondusif. Sedangkan kepada
pemerintahan yang “dhalim” tidak perlu didemo sepanjang pemimpin itu tidak
melarang shalat.
Kegiatan tersebut
diakhiri dengan pembacaan kesepakatan bersama yang dibacakan H. Hisyam Zamroni,
Wakil Ketua PCNU Jepara. Ada pun isinya sebagaimana kesepakatan bersama PBNU
dan PP Muhammadiyah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar