
Puluhan mahasiswa dan pengurus HMP PGMI yang
baru itu tampak serius mengikuti kegiatan tersebut usai pelantikan. Dalam
diskusi itu hadir juga Ketua Program Studi PGMI, Hamidulloh Ibda, Presiden BEM
Yasin, dan jajaran pengurus HMJ Tarbiyah.
Dalam penjelasannya Fadloli mengatakan
penguatan pendidikan karakter pada anak sangat penting. Sebab, saat ini banyak
anak-anak perilakunya sudah melebihi batas.
Dari pengamatannya ia mengatakan anak-anak
sekarang banyak yang merokok bahkan melakukan mabuk dengan lem dan pembalut.
"Ini adalah tugas kita bersama untuk membehaninya. Kita sebagai guru dan
orang tua harus tahu apa itu pendidikan karakter dan implementasinya,"
ujar dia.
Usai pemaparan materi, diskusi dilanjut
dengan tanya jawab yang akhirnya mendapat beberapa rekomendasi.
Pertama,
pelaksanaan pendidikan karakter tidak hanya tugas guru, justru yang paling
utama adalah keluarga dalam hal ini adalah ibu dan ayah. Apalagi, tri sentra
pendidikan menempatkan keluarga sebagai lingkup keluarga menjadi lingkup
pertama sebelum anak masuk ke sekolah.
Kedua,
pelaksanaan pendidikan karakter, pemetaannya harus jelas. Sebab, konsep
pendidikan karakter di Indonesia selama ini masih dalam tataran uji coba
meskipun berbagai Permendikbud terus diganti.
Ketiga,
penguatan pendidikan karakter yang paling pokok adalah penyiapan calon guru
yang berkulitas. Sebab, guru menjadi agen vital untuk mengimplementasikan
pendidikan karakter.
Keempat,
pelaksanaan pendidikan karakter tidak bisa sekadar teoretis. Namun yang paling
jelas adalah dengan contoh, perbuatan dan aksi nyata. Kelima, harus ada
sinergitas antara keluarga, sekolah dan masyarakat untuk mengimplementasikan
pendidikan karakter.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar