
Pertama, teori tempat. "Tempat
kelahiran mempengaruhi karakter seseorang," kata Gus Qoyyum.
Ia menyontohkan Hakim bin Hizam dan
Sayyidina Ali yang lahir di dalam Ka'bah. Hakim menjadi dermawan hingga rela
menjual kantornya untuk disedekahkan. Sayyidina Ali menjadi ahli ilmu.
Nabi Muhammad SAW sampai berkata,
aku gudangnya ilmu dan Ali pintunya. Kita mengenal Sayiddina Ali sebagai
sahabat yang cerdas.
Seorang ahli hadist India bernama
Husyamuddin al Muttaqi al Hindi, menulis dalam kitabnya Kanzul Ummal bahwa
Sayiddina Ali pernah berpidato secara spontan sebanyak 5 halaman tanpa huruf
alif.
"Jadi kalau akan melahirkan,
cari tempat yang baik. Misalnya rumah sakit Islam, bisa RSNU atau RS
Muhammadiyah. Atau cari keluarga dan lingkungan yang baik," sarannya.
Kedua, teori yang dikatakan Gus Qoyyum
adalah teori keluarga. Di dalam Al-Quran, ada 26 kali penyebutan keluarga
dengan kata ali, ala danalu.
Keluarga Nabi Ibrahim dua kali
disebut, keluarga Nabi Luth empat kali, lalu keluarga Firaun yang paling banyak
disebut, hingga 14 kali.
"Siapa pun, bisa punya jiwa
Fir’aun. Penguasa maupun ulama juga bisa punya jiwa Fir’aun," tuturnya.
Ilmuwan Jepang sepakat bahwa anak
usia empat bulan dalam kandungan yang diperdengarkan musik, bisa mempengaruhi
tumbuh kembangnya.
"Kalau ingin anak jadi
penyanyi, sejak empat bulan di kandungan perdengarkan lagu-lagu. Kalau ingin
anak pintar ngaji, perdengarkan bacaan Quran," paparnya.
Ketiga, adalah teori seks. Disebutkan Gus
Qoyyum. Dulu, katanya, ada wali buta bernama Ali Al-khowash. "Semua
ilmunya laduni," imbuhnya.
Ali Al-Khowash pernah menuturkan,
siapa yang dibayangkan sebelum, selama dan setelah berhubungan seks, akan
mempengaruhi anak. sebab ada energi yang mengalir dari pikiran ke dalam jiwa,
lalu ke anak.
"Kalau yang dipikirkan ulama,
jadinya ulama. Kalau yang dipikirkan penyanyi, ya jadi penyanyi," ucapnya.
Gus Qoyyum lantas menceritakan
kandungan QS Ali Imron 37-39. Dalam ayat tersebut, Nabi Zakariya sangat
mengagumi Maryam karena tiap kali mendatangi kamar Maryam di masjid, selalu ada
makanan dari Allah.
Nabi Zakariya lalu berdoa minta
anak. Kemudian diberi anak Nabi Yahya. "Nabi Yahya ini ada kesamaan dengan
Maryam. Sama-sama tidak menikah," jelasnya.
Gus Qoyyum menambahkan, apa yang
kita cintai, apa yang kita pikirkan, energinya akan menyalur dalam diri kita.
"Kalau kita cinta Rasulullah, maka Allah akan mentransfer energi sehingga
karakter kita mirip Rasulullah," lanjutnya.
Napoleon Bonaparte dijadikan contoh
oleh Gus Qoyyum. Katanya, setiap ketemu wanita tua, pemimpin Perancis itu
selalu berhenti menghormat.
Itu dia lakukan karena setiap
melihat wanita tua, dia teringat ibunya. "Dia pun jadi pemimpin yang
karakternya baik seperti ibu," simpulnya.
Keempat, teori produksi ulama, kata Gus
Qoyyum, adalah terori transfer. Dulu, katanya, ada seorang ulama bernama
Sa'duddin Al-Taftazani.
Beliau belajar puluhan tahun tapi
tetap bodoh hingga suatu hari ada orang datang kepadanya memberitahu bahwa dia
ditunggu Rasulullah.
Dia lalu datang dan disuruh membuka
mulutnya, lalu diludahi Rasulullah. Sejak itu, dia menjadi ulama brilian.
"Ada kesunahan, kita sowan ulama membawa kurma lalu minta ulama tersebut
memamahnya. Kemudian kurma pamahan tersebut diberikan pada anak kita,"
paparnya.
Waktu kecil, saya sering makan
sesuatu yang dipamahkan oleh bapak saya. Bisa jadi, gus-gus itu jadi ulama
karena kecilnya sering makan dari makanan yang dipamah bapaknya yang seorang
kiai.
Tokoh Muhammadiyah Jombang, KH
Muchid Jaelani sempat cerita, saat mondok di Tebuireng, mulutnya pernah
diludahi Gus Kholiq, pengasuh Pesantren Tebuireng yang dikenal sakti. Sejak
itu, beliau bisa membaca sendiri kitab-kitab kuning meskipun belum pernah
diajarkan kiai.
Di akhir ceramah, Gus Qoyyum
memberikan ijazah yang sanadnya sampai ke Mbah Hasyim Asy'ari. Ijazah tersebut
didapatkan Gus Qoyyum dari abahnnya. Ini yang diijazahkan:
Membaca kalimat "Tahasshontu
Bihisni Laa Ilaaha Illallah Muhammad Rasuulullah" sebelum beranjak
tidur. Dibaca 4 kali. Bacaan pertama sembari meludah ke kanan, bacaan kedua meludah
ke kiri. Bacaan ketiga dan keempat, meludahnya ke depan dan belakang.
Ijazah di atas bermanfaat untuk menjaga
jiwa raga saat tidur dan setelahnya. Jika Anda ingin mengamalkan, silakan share
dan ketik Qabiltu (Saya terima) di kotak komentar di bawah ini. (*)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar