
"Keberadaan MUI sangat
penting karena berfungsi menjaga umat. Menjadi dari berbagai akidah yang
merusak dan menyimpang dari gerakan-gerakan ekstrem dari aliran sesat dan
menyesatkan," kata kiai yang juga Ketua PCNU Kota Bekasi ini.
Ia menyinggung metode
dakwah yang komplementer dengan perkembangan zaman.
"Karena tugas ulama
adalah himayatul daulah, menjaga Negara Kesatuan Republik Indonesia
(NKRI)," tegas dia dilansir NU Online.
Ia juga menyoroti bagaimana
kabar bohong (hoaks) yang begitu masif beredar terutama di media sosial.
Sementara itu, Ketua MUI
Provinsi Jawa Barat KH Rahmat Syafe'i menambahkan ulama berperan sebagai
penerus para nabi, pengayom umat, menjadi pemersatu, pelopor pembaruan dan
memegang teguh prinsip amar ma'ruf nahi munkar.
"MUI berperan sebagai warosatul
anbiya’, khodimul ummah dan menjadi pemersatu (bukan provokator), pelopor
pembaruan dan amar ma’ruf nahi munkar," paparnya.
Karena itu, ulama adalah
mitra pemerintah maka mesti kolaboratif.
"Ulama (dalam hal ini
MUI Kota Bekasi) juga harus responsif terhadap isu-isu yang berkembang dan
strategis. Isu kesusilaan, ekonomi Islam, dan kemudian MUI dapat mengadvokasi
produk hukum seperti peraturan daerah yang sesuai syariat," jelasnya.
Guru Besar UIN Sunan Gunung
Djati Bandung itu juga menyinggung soal pemikiran kenegaraan. Kata dia,
Indonesia bukan darul harbi, Indonesia juga bukan darul Islam,
Indonesia adalah darul ahdi.
“Makanya ada yang sebut
NKRI bersyariah, itu tidak perlu,” tutupnya. (ae/ip)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar